TIPE HASIL BELAJAR KOGNITIF (PENGETAHUAN)

  1. Tipe Hasil belajar Pengetahuan Hafalan (Knowledge)

Pengetahuan hafalan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata “knowledge” dari Bloom. Cakupan dalam pengetahuan hafalan termasuk pula pengetahuan yang sifatnya factual, di samping pengetahuan yang mengenai hal – hal yang perlu diingat Kembali seperti Batasan, perisitilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus, dan lain–lain.

Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan itu perlu dihafal, diingat, agar dapat dikuasai dengan baik. Ada beberapa cara untuk dapat menguasai/menghafal, misalnya dibaca berulang-ulang, menggunakan Teknik mengingat (memlo teknik) atau lazim dekenal dengan “jembatan keledai”. Tipe hasil belajar ini termasuk tipe hasil belajar tingkat rendah jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar lainnya. Namun demikian, tipe hasil belajar ini penting sebagai prasyarat untuk menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lain yang lebih tinggi. Setidak-tidaknya pengetahuan hafalan merupakan kemampuan terminal (jembatan) untuk menguasai tipe hasil belajar lainnya.

Contoh seseorang yang ingin mempelajari dan menguasai keterampilan bermain piano, maka yang bersangkutan harus menguasai dan hafal dulu tangga – tangga nada. Tingkah laku operasional khusus yang berisikan tipe hasil belajar ini antara lain; menyebutkan, menjelaskan Kembali, menunjukkan, menuliskan, memilih, mengidentifikasi, mendesinisikan.

  1. Tipe Hasil Belajar Pemahaman (Comprehention)

Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep. Untuk itu, maka diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.

Ada tiga macam pemahaman yang berlaku umum; pertama pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Misal, memahami kalimat Bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan lambing Negara, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, dan lain – lain. Kedua, pemahaman penafsiran, misalnya memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Ketiga, pemahaman ekstrapolasi, yakni kesanggupan melihat di balik yang tertulis, tersirat, dan tersurat, meramalkan sesuatu atau memperluas wawasan.

Ketiga macam tipe pemahaman di atas kadang – kadang sulit dibedakan dan tergantung pada konteks isi pelajaran. Kata – kata operasional untuk merumuskan tujuan instruksional dalam bidang pemahaman antara lain; membedakan, menjelaskan, meramalkan, menafsirkan, meperkirakan, memberi contoh, mengubah, membuat rangkuman, menuliskan Kembali, melukiskan dengan kata – kata sendiri.

  1. Tipe Hasil Belajar Penerapan (Aplikasi)

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Misalnya, memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu. Menerapkan suatu dalil atau hukum dalam suatu persoalan. Jadi, dalam aplikasi harus ada konsep, teori, hukum, rumus. Dalil hukum tersebut diterapkan dalam pemecahan suatu masalah (situasi terntentu). Dengan perkataan lain, aplikasi bukan keterampilan motoric tapi lebih banyak keterampilan mental.

Tingkah laku operasional untuk merumuskan tujuan instruksional biasanya menggunakan kata-kata; menghitung, memecahkan, mendemonstrasikan, mengungkapkan, menjalankan, menggunakan, menghubungkan, mengerjakan, mengubah, menunjukkan proses, memodifikasi, mengurutkan, dan lain-lain.

  1. Tipe Hasil Belajar Analisis

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti, atau mempunyai tingkatan/hirarki. Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya, yakno pengetahuan, pemahaman, aplikasi. Analisis sangat diperlukan bagi para siswa sekolah menengah apalagi di Perguruan Tinggi.

Kemampuan menalar pada hakikatnya mengandung unsur analisis. Bila kemampuan analisis telah dimiliki seseorang, maka seseorang akan dapat mengkreasi sesuatu yang baru. Kata-kata operasional yang lazim dipakai untuk analisis antara lain; menguraikan, memecahkan, membuat diagram, memisahkan, membuat garis besar, merinci, membedakan, menghubungkan, memilih alternatif, dan lain-lain.

  1. Tipe Hasil Belajar Sintesis

Sintesis adalah lawan analisis. Bila pada analisis tekanan pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas.

Sudah barang tentu sintesis memerlukan kemampuan hafalan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Pada berpikir sintesis adalah berpikir devergent sedangkan berpikir analisis adalah berpikir konvergen. Dengan sintesis dan analisis maka berpikir kreatif untuk menemukan sesuatu yang baru (inovatif) akan lebih mudah dikembangkan. Beberapa tingkah laku operasional biasanya tercermin dalam kata-kata; mengkategorikan, menggabungkan, menghimpun, Menyusun, mencipta, merancang, mengkonstruksi, mengorganisai Kembali, merevisi, menyimpulkan, menghubungkan, mensistematisasi, dan lain-lain.

  1. Tipe Hasil Belajar Evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya, dan kriteria yang dipakainya. Tipe hasil belajar ini dikategorikanpaling tinggi dan terkandung semua tipe hasil belajar yang telah dijelaskan sebelumnya. Dalam tipe hasil belajar evaluasi, tekanan pada pertimbangan sesuatu nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya, dengan menggunakan kriteria tertentu.

Membandingkan kriteria dengan sesuatu yang nampak/aktual/terjadi mendorong seseorang menentukan putusan tentang nilai sesuatu tersebut. Dalam proses ini diperlukan kemampuan yang mendahuluinya, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis. Tingkah laku operasioanl dilukiskan dalam kata-kata; menilai membandingkan, mempertimbangkan, mempertentangkan, menyarankan, mengkritik, menyimpulkan, mendukung, memberikan pendapat, dan lain-lain.

 

 

Sumber:

Sudjana Nana, Drs. DASAR-DASAR PROSES BELAJAR MENGAJAR. Penerbit Sinar Baru Algesindo. Bandung. 1987. Hal 49 – 53

This entry was posted in UMUM and tagged , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *