- Pengertian
Dalam KBBI edisi ke–4, makna berarti arti, maksud pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Makna kata berarti maksud atau arti suatu kata atau isi suatu pembicaraan. Untuk mengetahui makna kata secara pasti dan benar, maka dapat dicari dalam kamus. Namun demikian, ada pula kata yang mengalami perubahan makna karena adanya situasi yang memengaruhi.
- Makna Leksikal dan Gramatikal
Pembedaan kedua jenis makna tersebut berdasarkan ada atau tidak adanya perubahan bentuk kata.
- Leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon. Makna leksikal adalah makna suatu kata yang belum mengalami proses perubahan bentuk. Istilah lain untuk menyebutnya adalah makna sesuai dengan kamus. Makna sesuai dengan penglihatan. Dikatakan pula bahwa makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi indra, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Secara singkat dapat dikatakan bahwa semua kata dasar pasti bermakna secara leksikal. Makna leksikal ini dapat diketahui tanpa melihatnya dalam kalimat.
Contoh: rumah (tempat tinggal)
ayam (binatang berkaki dua)
tikus (tikus itu dimakan kucing)
- Makna gramatikal adalah makna suatu kata setelah kata tersebut mengalami proses gramatikalisasi (kebahasaan). Adapun perubahan gramatikal tersebut adalah melalui proses;
- Pengimbuhan
Contoh: ber + main = bermain
- Pengulangan
Contoh: rumah = rumah-rumah
- Pemajemukan
Contoh: kaca dan mata = kacamata
- Intonasi
Contoh: Agus pergi. Agus pergi?
- Urutan kata
Contoh: Sinar dipukul Asma.
Asma dipukul Sinar.
- Kata tugas
Contoh: Bojes makan dan minum di sini.
Bojes makan atau minum di sini.
Makna gramatikal suatu kata bisa sama, berubah, atau bahkan berbeda dengan makna leksikalnya. Struktur kalimat sangat memengaruhi makna gramatikal tersebut. Oleh karena itu, makna gramatikal sering juga disebut makna struktural atau makna situasional. Makna struktural karena proses dan satuan gramatikal itu selalu berkenaan dengan struktur kebahasaan.
Contoh:
Jenis Makna | Contoh kata |
Leksikal | main |
Gramatikal | – mainan
– main-mainan – bermain-main – memainkan – permainan |
- Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Makna ini diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya perubahan makna pada kata dasar suatu kata. Apabila kata dasar tersebut tidak ada perubahan makna maka kata tersebut bermakna denotasi atau denotatif. Sering juga disebut makna denotasional, makna konseptual, atau makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, atau pengalaman lainnya. Makna denotasi sering juga disebut makna asli atau makna bukan kias. Sebaliknya, apabila kata tersebut mengalami perubahan makna maka disebut makna konotatif. Makna konotatif sering juga disebut makna kias.
Makna konotasi adalah makna yang berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang. Kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata tersebut mempunyai nilai rasa, baik positif maupun negatif. Perubahan makna tersebut dapat berupa perbandingan dan pengiasan dengan benda atau hal lainnya. Terkadang makna konotasi ini dapat diketahui ketika kata tersebut telah tergabung dalam kalimat. Olehnya itu, makna konotasi sering juga disebut makna kontekstual.
Contoh:
Jenis Makna | Contoh Kata | Makna Kata |
Denotasi | 1. mata Amir
2. mata kucing 3. termangu |
mata yang dimiliki oleh Amir
mata yang dimiliki oleh kucing terdiam |
Konotasi | 1. mata keranjang
2. mata baut 3. mata air
4. termangu |
suka melirik ke sana ke mari
mata yang terpasang pada baut tempat bermuaranya/keluarnya air biasanya di atas gunung atau tempat-tempat tertentu. kekosongan jiwa |
- Hubungan/Relasi Makna
- Makna Umum dan Makna Khusus
Dalam hubungan antarkata, ternyata ada kata yang memiliki hubungan secara bertingkat atau gradual. Suatu kata merupakan anggota dari kata-kata lainnya; sebaliknya suatu kata membawahi kata-kata yang lain.
Contoh:
batu berharga
Intan permata berlian
Hewan
Kuda kelinci burung
- Sinonim
Secara etimologi, kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu onoma yang berarti ‘nama’, dan syn yang berarti sama dengan. Secara harfiah sinonim atau sinonimi berarti ‘nama lain untuk benda atau hal yang sama.’ Secara semantic, Verhaar (1978) mendefinisikan sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain.
Contoh:
Kata | Sinonim |
jelek | buruk |
pintar | pandai |
cantik | jelita |
bunga | kembang, puspa |
meninggal | mati, wafat, tewas, mampus, mangkat. |
abadi | kekal, langgeng, selamanya |
absen | bolos, mangkir |
arif | bijaksana, berilmu, terpelajar, cendekia |
Hubungan makna antara dua kata yang bersinonim bersifat dua arah. Jadi, kalau kata bunga bersinonim dengan kata kembang, maka kata kembang juga bersinonim dengan kata bunga. Tetapi perlu diingat bahwa sinonim bukanlah bahwa makna kata seratus persen sama. Makna kata terkadang hanya memiliki kemiripan makna. Terkadang penggunaannya dalam kalimat tidak bisa saling menggantikan.
Contoh:
- Tikus itu mati diterkam kucing. (benar)
- Tikus itu meninggal diterkam kucing. (salah)
- Tikus itu wafat diterkam kucing. (salah)
Ketidakmungkinan kita menukar sebuah kata dengan kata lain yang bersinonim disebabkan oleh banyak hal. Antara lain sebagai berikut:
- Faktor waktu. Misalnya kata hulubalang bersinonim dengan kata komandan. Namun, keduanya tidak mungkin dipertukarkan karena kata hulubalang hanya cocok untuk situasi kuno, klasik, atau arkais. Sedangkan kata komandan hanya cocok untuk situasi saat ini.
- Faktor tempat atau daerah. Misalnya kata saya dan beta merupakan dua kata yang bersinonim. Tetapi kata beta hanya cocok digunakan di daerah Maluku, sedangkan kata saya dapat digunakan di mana saja.
- Faktor sosial. Misalnya kata Anda dan kamu adalah kata yang bersinonim. Tetapi, kata kamu hanya dapat digunakan untuk orang yang sebaya dan tidak bisa digunakan untuk orang tua atau yang lebih tinggi status sosialnya.
- Faktor bidang kegiatan. Misalnya kata tasauf, kebatinan, dan mistik adalah tiga kata yang bersinonim. Namun, kata tasauf hanya lazim digunakan dalam agama islam; kata kebatinan untuk yang bukan islam; kata mistik dapat digunakan secara umum.
- Faktor nuansa makna. Misalnya kata melihat, melirik, melotot, memandang adalah kata-kata yang bersinonim. Kata melihat memang bisa digunakan secara umum, tetapi tidak dengan kata yang lainnya.
2. Antonim
Kata antonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang artinya ‘nama’ dan anti atau ant yang artinya ‘melawan’. Secara harfiah, antonim berarti nama lain untuk benda lain pula. Antonim kemudian diartikan sebagai kata-kata yang berbeda atau berlawanan maknanya.
Hubungan makna antara dua buah kata yang beratonim sifatnya dua arah. Walaupun demikian antonim sama halnya dengan sinonim tidak bersifat mutlak. Antonim juga disebut oposisi makna.
Contoh:
Kata | Antonim |
bagus | buruk |
besar | kecil |
membeli | menjual |
siang | malam |
hidup | mati |
hitam | putih |
belum | sudah |
aman | kacau |
hulu | hilir |
lentur | kaku |
kaya | miskin |
Jenis-jenis antonim, yaitu:
- Antonim mutlak
Antonim mutlak berarti dua buah kata berlawanan makna secara mutlak.
Contoh: hidup X mati
gerak X diam
- Antonim kutub
Pertentangan pada antonim kutub ini tidak bersifat mutlak, melainkan bersifat gradasi. Artinya, terdapat tingkat-tingkat makna pada kata-kata tersebut.
Contoh : kaya X miskin
besar X kecil
panjang X pendek
Pada umumnya kata-kata yang berantonim kutub ini berasal dari jenis kata ajektif (sifat)
- Antonim hubungan
Makna kata yang beratonim secara hubungan (relasional) ini bersifat saling melengkapi. Artinya, kehadiran kata yang satu karena ada kata yang lain yang menjadi oposisinya.
Contoh : pasang X surut belajar X mengajar
pulang X pergi atas X bawah
suami X istri guru X murid
- Antonim hierarkial
Makna kata yang berantonim hierarkial ini menyatakan suatu deret jenjang atau tingkatan. Oleh karena itu, kata-kata yang berantonim hierarkial ini adalah kata yang berupa nama satuan ukuran (panjang, berat, dan isi), nama satuan hitungan dan penanggalan, nama jenjang kepangkatan dan sebagainya.
Contoh : meter x kilometer
liter x kilogram
kuintal x bon
- Antonim majemuk
Antonim majemuk adalah perlawanan makna kata yang bukan hanya satu lawan satu kata, tetapi sebuah kata yang mungkin saja memiliki banyak antonim.
Contoh : berdiri X duduk
berbaring
tiarap
berjongkok
Suatu hal yang perlu diketahui bahwa tidak semua kata memiliki antonim. Misalnya, kata rumput dan mobil tidak memiliki antonim. Begitupun dengan banyak kata yang lain.
3. Homonim
Homonim juga berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu onoma yang artinya ‘nama’ dan homo yang artinya ‘sama’. Dalam ilmu bahasa, istilah tersebut diartikan sebagai kata-kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh I: Karena krisis ekonomi, negara ini sangat genting.
Genting rumahnya berhamburan diterjang angin.
Dia bisa menyelesaikan soal tersebut dengan cepat.
Bisa ular tersebut telah menyebar dalam peredaran darahnya.
Contoh II:
Kata | Makna |
pacar | kekasih
inai |
baku | bahan baku
standar |
bandar | pelabuhan
parit pemegang uang dalam perjudian |
adat | aturan
mogok |
efek | akibat
surat berharga |
iris | selaput pada mata
potong kecil-kecil |
4. Homograf
Homograf adalah dua buah kata yang memiliki penulisan yang sama, tetapi ejaan dan maknanya berbeda.
Contoh:
Kata | Makna |
teras | penting atau inti
bagian depan rumah |
apel | sejenis buah
upacara kencan |
sedan | tangisan sedu
sejenis mobil penumpang |
5. Homofon
Homofon terdiri atas dua kata, yaitu homo yang berati ‘sama’ dan fon yang berati ‘bunyi’. Dalam perkembangannya homofon diartikan dua buah kata atau lebih yang memiliki penulisan yang berbeda, bunyi yang sama/hampir sama, tetapi memiliki makna yang berbeda.
Contoh:
Kata | makna |
bang
bank |
kakak
lembaga yang mengurus uang |
sangsi
sanksi |
ragu, meragukan
hukuman, konsekuensi |
masa
massa |
waktu
masyarakat banyak |
Cara Cepat
Hubungan Makna | Pelafalan | Penulisan | Makna |
Sinonim | berbeda | berbeda | sama/hampir sama |
Antonim | berbeda | berbeda | berbeda |
Homofon | sama | berbeda | berbeda |
Homograf | berbeda | sama | berbeda |
Homonim | sama | sama | berbeda |
6. Polisemi
Polisemi berasal dari kata poly dan sema, yang berarti ‘banyak’ dan ‘tanda’. Jadi, polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak makna.
Contoh I: kata kepala pada kalimat:
- Penulisan surat dimulai dengan kepala (bagian paling atas dari surat)
- Kepala kantor marah karena perbuatan Sudir. (pemimpin)
- Kepala-nya berdarah setelah terbentur di batu. (bagian kepala/atas manusia)
Contoh II: sakit pada kalimat:
- Karena sakit, dia tidak datang hari ini. (sakit sebenarnya)
- Akibat krisis global, banyak perusahaan yang (gangguan keuangan)
- Sule sakit hati karena nilanya sangat rendah. (perasaan)
7. Hiponimi
Hiponimi juga berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu onoma yang berarti ‘nama’ dan hypo yang berarti ‘di bawah’. Secara harfiah dikatakan bahwa nama yang yang termasuk di bawah nama lain. Verhar (1978: 13) menyatakan hiponim ialah ungkapan (biasanya berupa kata, tetapi dapat juga berupa frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain.
Contoh :
Ikan
bandeng mujair tenggiri cakalang
Kata bandeng, mujair, tenggiri, dan cakalang adalah hiponim dari kata ikan tersebut. Hiponim juga sering disebut kata yang bermakna khusus atau subordinat.
8. Hipernimi
Hipernimi adalah kebalikan dari istilah hiponim. Hipernimi diartikan sebagai kata yang mencakup makna kata lain. Jadi, pada contoh bagian hiponim, kata ikan adalah hipernim dari kata bandeng, mujair, tenggiri, dan cakalang. Sering juga diistilahkan bahwa hipernim adalah kata umum atau superordinat.
9. Kohiponimi
Kohiponimi berarti hubungan antara hiponim yang satu dengan hiponim yang lain. Misalnya, hubungan antara bandeng, tenggiri, dan cakalang merupakan kohiponim dari hiponim terhadap kata ikan.
- Perubahan Makna
Dalam penggunaannya, suatu kata sering mengalami perubahan makna. Perubahan tersebut disebabkan oleh berbagai hal.
Adapun jenis perubahan makna, yaitu sebagai berikut:
- Meluas/generalisasi
Perluasan makna/generalisasi terjadi apabila cakupan makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya. Proses perluasan makna ini dapat saja terjadi dalam waktu relatif singkat, tetapi juga dapat dalam waktu yang relatif lama.
Contoh:
Contoh Kata | Makna Asal | Makna Baru |
berlayar | mengarungi laut dengan menggunakan perahu layar. | mengarungi lautan dengan berbagai jenis kapal |
ibu | emak/orang yang melahirkan kita | setiap perempuan dewasa |
putra | anak laki-laki | semua anak laki-laki |
saudara |
orang yang seibu sebapak |
orang yang sama kedudukannya; sapaan untuk orang yang sudah akrab |
2. Menyempit/spesialisasi
Penyempitan makna/spesialisasi terjadi apabila makna suatu kata lebih sempit cakupannya daripada makna asalnya.
Contoh:
Contoh Kata | Makna Asal | Makna Baru |
sarjana | cendekiawan | gelar kesarjanaan |
gadis | anak dara | perawan |
ulama | orang yang berilmu | pemuka dalam agama islam |
- Ameliorasi
Ameliorasi adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih tinggi daripada asalnya. Perubahan makna kata diserta dengan perubahan bentuk katanya. Dapat juga dikatakan bahwa makna kata sekarang lebih baik dari makna sebelumnya.
Contoh:
Kata Baru | Kata Lama |
wanita | perempuan |
istri | bini |
pembantu | babu |
melahirkan | beranak |
tunawicara | bisu |
tunawisma | gelandangan |
tunasusila | pelacur |
tunanetra | buta |
3. Peyorasi
Peyorasi kebalikan dari ameliorasi. Peyorasi adalah makna kata yang lebih rendah nilai rasanya daripada sebelumnya.
Contoh:
Contoh Kata | Makna Asal | Makna Baru |
gerombolan | orang-orang yang berjalan secara bergerombol | kelompok pengacau |
oknum | orang secara pribadi | orang yang terlibat dalam tindak kejahatan tertentu |
kroni | sahabat | kawan dari seorang penjahat |
kaki tangan | orang kepercayaan | orang yang sering disuruh untuk berbuat kejahatan |
4. Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran dua indra yang berlainan. Maksudnya kata-kata yang sebenarnya dirasa oleh indra yang satu, tetapi diterima oleh indra yang lain.
Contoh:
Contoh Kata | Makna Asal | Makna Baru |
kata-katanya pedas | indra pengecap | indra pendengaran |
namanya harum | indra penciuman | indra pendengaran |
mukanya kecut | indra pengecap | indra penglihatan |
5. Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi karena adanya kesamaan sifat.
Contoh:
Contoh Kata | Makna Asal | Makna Baru |
amplop | wadah untuk memberi uang | suap |
buaya | binatang buas | orang jahat atau laki-laki yang memiliki kekasih lebih dari satu |
lintah darat | binatang penghisap darah | rentenir |
kepala | organ tubuh paling atas | atasan |
Someone necessarily help to make critically articles I might state.
This is thee very first time I frequented your websige page and thus far?
I amazed with the analysis you made to make this particular submit extraordinary.
Fantastic job!