Tanda Baca Titik Dua dan Tanda Hubung

Tanda Baca Titik Dua

  1. Tanda titik dua dipakai pada akhir pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.

Contoh:    Tolong ambilkan alat tulis berupa: buku gambar, pensil, dan penggaris.

Bagian-bagian imbuhan terdiri atas:

      • awalan
      • akhiran
      • imbuhan gabung
      • sisipan

Catatan:

Titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Contoh: Saya akan membeli buku, pensil, dan mistar.

Indonesia terdiri atas beberapa pulau.

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Contoh:   Penaggung jawab       : Roni

Ketua Panitia             : Nurul Fajri

Sekretaris                  : M. Sijaya

3. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Contoh:

Ibu                    : (membuka pintu) Dari mana nak?

Anak                : Dari rumah teman, Bu!

4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karanga.

Contoh:    Surat Yunus: 23

Islam dan Negara: Sebuah Studi Realitas.

Armin. 2010. Bahasa Indonesia. Makassar: Alam Indah.

Tanda Hubung

  1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

      Contoh: Anak itu bermain-main di sungai yang dangkal.

Mereka bermain kucing-kucingan.

2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.

Contoh:  a-k-a-s-i-a

b-e-n-d-a-h-a-r-a

10-11-1984

3. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Akhiran –i tidak dipenggal untuk menghindari adanya satu huruf saja pada pangkal baris.

Benar Salah
1.     Saya akan berma-

lam di rumahmu.

2.     Besok dia akan per-

gi ke luar negeri.

1. karena dia dikejar anjing,  dia lar-

i terbirit-birit.

2.Kemarin Arfan menangis karen-

a ibunya tidak memberikan uang.

 

4. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Namun demikian, suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.

Contoh:  Jangan engkau  menjadi-

kan hal itu sebagai suatu yang biasa.

Karena ayahnya marah, dia memukul-

i anaknya sampai babak belur. (salah)

5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas (1) hubungan bagian kata atau ungkapan dan (2) penghilangan bagian kelompok kata.

Contoh: ber-evolusi

dua puluh-tiga perempat

kesetiakawanan-masyarakat

6. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan (1) menyambungkan imbuhan se- dengan kata yang dimulai dengan huruf kapital, (2) ke- dengan angka, (3) angka dengan –an, (4) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (5) nama jabatan rangkap.

Contoh :  se-Makassar                                 ber-Tuhan

SIM-nya                                          KTP-nya

ke-12                                                 ber-5

hari-H                                               sinar-X

Menteri-Sekretaris Negara

7. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan imbuhan dengan kata asing.

Contoh:  di-smash

                pen-tackle-an

                mem-back up

                di-reshuffle

This entry was posted in BAHASA & SASTRA INDONESIA and tagged , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *