Angka dan Lambang Bilangan

  1. Angka dan Lambang Bilangan
    1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan, lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.

Angka Arab                    : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 ….

Anga Romawi               : I, II, III, Iv, V, VI, VII,  VIII, IX, X, L    (50), C (100), D (500), M (1.000).

  1. Angka digunakan untuk menyatakan hal-hal berikut.
  • Menyatakan ukuran panjang, berat, luas, dan isi.

Contoh:      0, 5 sentimeter

                  4 meter

2 kilogram

3 kilometer

20 meter persegi

8 liter

  • Menyatakan satuan waktu

Contoh:      1 jam 30  menit

Pukul 22.00 Wita

Tahun 1984

28 Oktober 1928

  • Menyatakan nilai uang

Contoh:      Rp7.000.000,00

  • Menyatakan kuantitas

Contoh:      10 persen

6 orang

100 kali            

2. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.

Contoh:             Jalan Syekh Yusuf III No. 9 C Makassar

Jalan A.P. Pettarani II No. 1, Wisma Indah

Kamar 101, Hotel Aryaduta, Makassar

  1. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.

Contoh:             Bab III, pasal 12, halaman 235

Surat Yusuf: 126

3. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.

  • Bilangan utuh

Contoh:      dua puluh dua                                       22

sebelas                                                 11

dua belas                                              12

dua ratus enam puluh tiga                     263

  • Bilangan pecahan

Contoh:      setengah                                              1/2

seperseratus                                         1/100

satu persen                                           1%

dua lima persepuluh                              2,5

4. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.

Contoh:             Raja Gowa X

Abad XII

Usianya telah memasuki abad ke-12

Perhatikan Bab II

Dia tinggal di tingkat kedua Apartemen Royal.

5. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara berikut.

Contoh: tahun ’90-an atau tahun sembilan puluhan.

Sepuluh uang 1.000-an atau sepuluh uang seribuan.

6. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf.

Contoh:  Busra melamar perempuan pujaannya sebanyak tiga kali.

Armin memiliki tiga ratus ekor sapi.

Motornya sudah dua kali terjatuh.

Lambang bilangan dinyatakan langsung dengan angka jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian atau pemaparan.

Contoh : Pada pertemuan kemarin, 20 orang hadir, 23 orang sakit, dan 5   orang tidak datang tanpa keterangan.

Ayah membeli 1 karung beras, 6 potong tempe, dan 8 butir telur asin.

7. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terletak pada awal kalimat.

Contoh:    – Sepuluh orang tertangkap dalam rasia tersebut.

– Pestanya dihadiri 620 orang.

Bukan     : – 10 orang tertangkap dalam rasia tersebut.

– Enam ratus dua puluh orang hadir pada   pestanya.

8. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.

Contoh:  Iskandar mendapatkan bonus 20 juta rupiah dari perusahaan.

Umat Islam di Indonesia berjumlah 20 juta orang.

9. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks, kecuali dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.

Contoh:   Teman saya berjumlah dua puluh orang.

Tidak boleh: Teman saya berjumlah 20 (dua puluh)  orang.

Berdasarkan salinan akta kelahiran, Kaisar lahir pada tanggal 26 (dua puluh enam) Juli 2010.

10. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.

Contoh: Laptop ini saya beli seharga Rp6.000.000,00 (enam juta     rupiah).

This entry was posted in BAHASA & SASTRA INDONESIA and tagged , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *