Pendekatan pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu, umum atau khusus dikelola (Susanto, 2012: 195). Menurut Huda (2013: 184) pendekatan pembelajaran bisa dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh oleh seorang pembelajar untuk bisa belajar dengan efektif. Sejalan dengan Huda, Sagala (2013: 68) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu. Dalam hal ini guru juga berperan penting dalam menyediakan perangkat-perangkat metodis yang memungkinkan siswa untuk mencapai kebutuhan tersebut. Secara umum, terdapat dua jenis pendekatan pembelajaran, yaitu:
- Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan
- Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2002). Prinsip dalam CTL yaitu: (1) konstruktivisme, (2) penemuan (inquiry), (3) bertanya (questioning), (4) masyarakat belajar (learning community), (5) pemodelan (modelling), (6) refleksi, dan (7) penilaian autentik.
- Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah suatu pendekatan yang lebih berfokus kepada siswa sebagai pusat dalam proses pembelajaran (Hanifah & Suhana, 2009: 62).
Menurut Trianto (2009: 28) teori Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstranformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Brooks and Brooks dalam Hanifah& Suhana (2009: 62) Konstruktivisme adalah suatu pendekatan dalam belajar mengajar yang mengarahkan pada penemuan suatu konsep yang lahir dari pandangan, dan gambaran serta inisiatif siswa. Selain itu menurut Piaget dalam Susanto (2014: 133) bahwa pengetahuan itu akan bermakna bila dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa bukan hasil pemberitahuan orang lain, termasuk guru. Dengan demikian tugas guru adalah memotivasi siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi tersebut. Pendekatan Konstruktivisme dalam pembelejaran dilakukan, melalui proses eksplorasi personal,diskusi, dan penelitian reflektif.
- Penemuan (inquiri)
Pendekatan pembelajaran inquiry merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Wina Sanjaya, 2007: 194). Inquiry berarti melibatkan diri dalam tanya jawab, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan (Sunaryo, 1989:95).
- Bertanya (Questioning)
Questioning menurut S. Wojowasito dan W.J.S Poerwadarminta berarti bertanya. Bertanya adalah suatu keterampilan tersendiri dalam suatu pengajaran. Bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari orang lain. Hampir seluruh proses evaluasi, pengukuran, penilaian dan pengujian dilakukan dengan pertanyaan.
- Masyarakat Belajar (Learning Community)
Learning community merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas. Siswa dituntut aktif dengan memegang peran masing-masing untuk saling bertukar pengetahuan dalam komunitas belajar. Proses bertukar pengetahuan dalam komunitas belajar memudahkan siswa untuk memahami materi sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
- Pemodelan (Modelling)
Modeling adalah suatu teknik dimana seseorang dapat belajar dengan mengobservasi tingkah laku orang lain. Dalam beberapa hal, modeling digunakan sebagai strategi terapi untuk membantu siswa memperoleh respon atau menghilangkan rasa takut.
- Refleksi
Refleksi adalah suatu Tindakan atau kegiatan untuk mengetahui serta memahami apa yang terjadi sebelumnya, belum terjadi, dihasilkan apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari suatu upaya atau tindakan yang telah dilakukan. (Tahir, 2011: 93)
- Penilaian Autentik
Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
Pendekatan Saintifik
Dalam Kurikulum 2013, juga dikenal istilah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mengikuti kegiatan ilmiah, dengan alur urutan kegiatan atau pengalaman belajar sebagai berikut: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan (Permendikbud No.103 Tahun 2014, pasal 2, ayat 8).