Jika diucapkan, kata “rupiah” tidak mengalami perdebatan. Entah menyebutkan rupiah secara utuh atau cukup menyebutnya “erpe” tidak masalah. Akan tetapi, pasal akan muncul ketika dalam bentuk tertulis. Mari membeliak untuk membaca contoh berikut.
- Kami mendapat bantuan Rp 25.000.000
- Kami mendapat bantuan RP 25.000.000
- Kami mendapat bantuan rp 25.000.000,00
- Kami mendapat bantuan Rp25.000.000,00
- Kami mendapat bantuan 25 juta rupiah
Contoh tersebut masih bisa dituliskan dengan beberapa kemungkinan-kemungkinan. Cukup lima bagian tersebut agar kita lebih mudah menganalisis penulisan yang tepat. Selanjutnya, mari kita telaah bersama. Pada bagian awal, harus dipahami bahwa Rp sebenarnya bukanlah singkatan dari rupiah, namun merupakan simbol dari mata uang rupiah. Dalam penulisan angka yang menunjukkan mata uang, bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca. Misalnya: (6) Dia mendapatkan bantuan 260 juta rupiah sebagai modal awal mengembangkan usahanya. (7) Perusahaan yang dikelolanya baru saja mendapat pinjaman 230 miliar rupiah. (8) Proyek pemindahan ibu kota negara memerlukan biaya Rp10 triliun. Mengapa antara Rp dan angka tidak diberikan spasi? Hal tersebut bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pihak yang tidak bertanggung jawab. Bayangkan jika ada orang yang menambahkan angka di antara jarak (spasi) antara simbol Rp dan nominal, dalam contoh (1) Rp 25.000.000 menjadi Rp 125.000.000. selain itu, penulisan bilangan dalam rupiah juga perlu menggunakan tanda baca titik (.) yang berfungsi sebagai pemisah ribuan dan tanda koma (,) yang berfungsi sebagai penanda desimal. Ejaan bilangan yang menyebutkan nominal uang ditambahkan jenis mata uang (rupiah) diakhir penyebutan bilangan, meskipun simbol ditulis di depan bilangan. Misalnya Rp200.000,00 ditulis Dua ratus ribu rupiah.
Nah, jika kembali menilik contoh (1), (2), (3), (4), dan (5), hanya contoh keempat yang ditulis dengan mengikuti kaidah penulisan mata uang.