Perbedaan antara Usia dan Umur

Begitu sering kita mendengar teks berikut ini.

  1. Usia kamu berapa?
  2. Sekarang saya berumur 25 tahun.
  3. Usia berapa kamu masuk TK?
  4. Umur berapa engkau duduk di kelas satu SD?

Keempat teks tersebut sering kita gunakan dalam percakapan sehari-hari. Mungkin juga dengan teks yang lebih beragam, tetapi tidak pernah berpikir untuk memilih kata usia atau umurkah yang tepat digunakan. Kita mempertukarkan dua kata, usia dan umur, dengan pemahaman bahwa dua-duanya sama saja, semakna, bisa saling menggantikan, larat untuk dipertukarkan.

Lalu, apakah benar kedua kata tersebut semakna? Mari kita selidik. Kedua kata ini merupakan kata serapan. Kata “usia” adalah serapan dari bahasa Sanskerta āyuṣya, sedangkan kata “umur” adalah serapan dari bahasa Arab `umr (عمر). Jika kita jelangak dalam KBBI, sebagai kitab utama memahami bahasa Indonesia, hanya lema “umur” yang memiliki makna luas yakni lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan); usia; ki hidup; nyawa. Kata “usia” dalam KBBI dimaknai sebagai sinonim kata umur yang lebih takzim (sopan). Artinya, usia dan umur sama saja. Akan tetapi, mari berdiskusi untuk sedikit membedakannya. Bukankah antara kata “mati” dan “tewas” berbeda dalam penggunaan? Langsung saja, ya, sebagai pembeda, baiknya kita memaknai kata “umur” dengan makna sisa waktu hidup, sedangkan “usia” kita definisikan dengan waktu hidup yang telah dilalui sejak lahir. Jika kita sepakat dengan pemaknaan sederhana tersebut sebagai pembeda, benarlah lagu ulang tahun itu ketika dinyanyikan, “panjang umurmu…panjang umurnya…” bukan “panjang usianya…panjang usiamu…”

Salam cergas

This entry was posted in BAHASA & SASTRA INDONESIA and tagged , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *