Hai sobat khazanah! Bagaimana kabar hari ini? Apakah Anda telah berniat liburan akhir tahun, tetapi tidak tahu akan ke mana? Secara pribadi, saya telah menentukan destinasi liburan akhir tahun 2020. Namun, semua itu baru sebatas rencana. Nah, dalam dua contoh di atas terdapat penggunaan kata “tetapi” dan “namun”. Apakah penempatan kedua kata tersebut sudah tepat? Untuk memudahkan menjawab, silakan tilik penjelasan sederhana berikut.
Sobat! Ternyata, kata “tetapi” berfungsi untuk menggabungkan klausa dengan klausa dalam satu kalimat, sementara “namun” berfungsi menggabungkan kalimat dengan kalimat. Artinya, “tetapi untuk intrakalimat dan “namun” untuk antarkalimat. Walau berbeda, ternyata kata penghubung “namun” dan “tetapi” juga punya persamaan, yakni sama-sama digunakan untuk menunjukkan pertentangan atau perlawanan.
Jika kita kembali melongok contoh (1) dan (2), penggunaan kata “tetapi” dan “namun” sudah tepat. Bagaimana jika Anda ingin mempertukarkan penggunaan kata “namun” dan “tetapi”? Hal tersebut boleh-boleh saja, tetapi konstruksi kalimat juga harus diubah. Pun jika Anda ingin memaksakan kata “tetapi” sebagai konjungsi antarkalimat, boleh saja. Akan tetapi, ingat sahabat khazanah, tambahkan kata “akan” sebelum kata “tetapi”.
Selanjutnya, perlu sobat khazanah juga ketahui, jika “namun” dan “akan tetapi” digunakan sebagai kata penghubung antarkalimat, maka kedua konjungsi tersebut diletakkan di awal kalimat dan diikuti tanda koma. Sementara konjungsi “tetapi” diletakkan di tengah kalimat dan didahului oleh tanda koma.
Sebagai penutup, yuk sahabat daras contoh berikut.
(3) Wahyu sebenarnya mampu, tetapi tidak berani.
(4) Wahyu sebenarnya mampu. Namun, ia tidak berani.
(5) Wahyu sebenarnya mampu. Akan tetapi, ia tidak berani.
Baik sobat khazanah, sampai jumpa pekan depan dengan pembahasan yang berbeda. Namun, jangan lupa membaca unggahan khazanah setiap hari, ya!
Salam khazanah ilmu
Rujukan:
Alwi, H.,et.al. (2014). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Ivan Lanin.wordpress.com
Krisna Pabicara. 2018. Kata Serupa Belum Tentu Semakna. Www.kompasiana.com