Ada beberapa penyebab berkurangnya kualitas tanah, diantaranya adalah erosi yang menyebabkan hilangnya nutrisi tanah, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan sehingga menyebabkan pencemaran tanah, pertanian monokultur (pertanian satu jenis tanaman) yang berulang dalam jangka waktu lama, serta pencemaran tanah akibat sampah yang sulit terurai. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya menjaga kelestarian tanah agar tanah tetap subur dan terjaga. Berikut ini beberapa upaya untuk menjaga kelestarian tanah.
1. Pengeloloaan Tanah Menggunakan Tanaman Penutup Tanah dan Pengelolaan Lahan Miring untuk Mengurangi Erosi
Upaya untuk menjaga agar nutrisi tanah dan mineral penting dalam tanah tidak hilang dibawa aliran air akibat erosi dapat dilakukan dengan du acara, yaitu:
- Menggunakan tanaman penutup atau melakukan reboisasi.
Adanya tanaman penutup tanah berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan tanah sehingga dapat mengurangi pengikisan tanah dan mempertahankan produktivitas tanah.
- Membuat penterasan lahan miring (terasering)
Terasering adalah mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat. Terasering bertujuan untuk mengurangi Panjang lereng dan memperkecil kemiringan lereng sehingga dapat memperlambat kecepatan aliran air di permukaan. Selain itu, terasering berfungsi untuk menampung dan mengalirkan aliran air permukaan sehingga memungkinkan penyerapan oleh tanah sehingga dapat mengurangi erosi.
- Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia
Upaya untuk mengurangi dampak penggunaan pupuk kimia adalah dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kendang, limbah bahan pertanian, limbah kota (sampah). Pupuk organik berasal dari bahan yang dapat terurai dan dapat memperbaiki struktur tanah serta menjaga populasi mikroorganisme tanah sehingga menjaga kualitas tanah dalam jangka Panjang.
- Pengelolaan Tanah yang Tepat untuk Pertanian Monokultur
Pertanian monokultur merupakan penanaman satu jenis tumbuhan pada suatu lahan dalam jangka waktu tertentu atau sesuai dengan umur tanaman. Misalnya penanaman padi, jagung, kedelai, tebu, dan tanaman budi daya lainnya.
Salah satu upaya pengolahan tanah yang tepat untuk pertanian monokultur adalah dengan melakukan pergiliran tanaman. Lahan yang biasa ditanami padi, pada musim kemarau dapat ditanami tanaman palawija atau tanaman yang dapat mengikat nitrogen dari udara dengan bantuan bakteri Rhizobium. Tanaman yang termasuk kelompok ini adalah tanaman kacang-kacangan seperti kacang tanah, kedelai, buncis. Kacang hijau, dan kara. Dengan demikian ketersediaan unsur hara pada lahan tersebut dapat terjaga tanpa penambahan pupuk kimia yang berbahaya dan berpotensi mengurangi tingkat kesuburan tanah.
- Daur Ulang Sampah yang Sulit Terurai.
Sampah yang sulit terurai seperti plastik, kaca, logam berpotensi mengurangi tingkat kesuburan tanah. Mikroorganisme dalam tanah memang dapat menguraikan sampah-sampah tersebut, namun membutuhkan waktu yang sangat lama. Apabila tidak ada pengolahan samoah yang tepat, akan terjadi penumpukan sampah yang sulit terurai, akibatnya tanah menjadi tidak subur. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan memisahkan antara sampah yang mudah terurai dengan sampah yang sulit terurai.
Sampah yang sulit terurai seperti plastik, kaleng, atau kaca dapat didaur ulang menjadi barang-barang yang berguna. Selain dapat membantu menjaga kelestarian tanah, dapat juga mengubah barang bekas menajdi barang yang memiliki nilai ekonomi.
Sumber:
Zubaidah siti,dkk. 2018. ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs KELAS IX. Jakarta: kementerian Pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia.