Coba cari kembali laporan hasil belajar Anda sewaktu sekolah. Pada bagian bawah nilai pengetahuan, adakah Anda temukan tulisan “ranking”? Jika ya, berarti Anda termasuk peserta didik yang beruntung. Biasanya, “ranking” tersebut hanya diberikan kepada peserta didik dengan perolehan nilai tinggi hingga urutan ke-10. Hmm. Kasus yang lain, ketika Anda mewakili anak untuk menerima laporan hasil belajar di sekolah. Wali kelas anak Anda terkadang menyampaikan (1) Selamat Pak/Ibu. Anak Anda mendapatkan ranking satu. Ketika sampai di rumah, belum juga sempat membuka sepatu, ibu atau bapak bertanya (2) Nak, kamu mendapatkan ranking berapa? Di taman sekolah, peserta didik ramai membincangkan perolehan nilai dengan menggunakan kata “ranking” tersebut. Berarti kata “ranking” pada laporan hasil belajar tersebut dimaknai “peringkat”. Pun pada teks (1) dan (2) kata “ranking” juga dimaknai seperti itu. Memang, dalam bahasa Inggris, kata “ranking” dimaknai sebagai “pemeringkatan”. Akan tetapi, jika kata tersebut kita cari di KBBI daring, “pemeringkatan” berarti proses, cara, perbuatan memeringkatkan. Artinya, “pemeringkatan” bermakna proses menyusun urutan berdasarkan tolok ukur tertentu. Kedudukan dalam urutan tersebut disebut “peringkat” bukan “ranking”. Ada kata “rank” dalam bahasa Inggris, tetapi kata itu tidak diserap melainkan dicari padanannya. “Ranking” memang berasal dari kata dasar “rank”. Akhiran –ing di situ memiliki fungsi seperti imbuhan pe-an dalam bahasa Indonesia. “Rank” dan “ranking” memiliki makna yang berbeda. “Rank” adalah peringkat/pangkat/tingkatan. Sedangkan “ranking” bermakna “pemeringkatan”.
Nah, mulai sekarang, biasakan menyebut kata “peringkat” dan bukan “ranking”.
Semoga tidak keliru lagi, ya!
Sumber bacaan
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pemeringkatan
https://www.kompasiana.com/prasetyo_pirates/55003222a333115263510d04/ranking